Pergantian tahun selalu menjadi momen yang pas bagi setiap kita untuk mengevaluasi diri dan membuat target-target baru untuk tahun selanjutnya. Oprah Winfrey pernah berkata:
“Cheers to a new year and another chance for us to get it right“
Yang artinya bahwa mari bersama-sama menyambut tahun yang baru dimana tahun yang baru itu merupakan kesempatan bagi kita untuk menjalaninya dengan lebih benar.
Mungkin kebanyakan dari kita terlalu seru untuk menuliskan target (bahasa kerennya: resolusi), namun lupa untuk melihat ke belakang di tahun yang sudah berlalu dan mengevaluasinya. Padahal dengan melakukannya, kita bisa lebih mengukur seberapa sukses kita menorehkan milestone dalam satu tahun dari sekian tahun kehidupan kita nantinya. Ayo, jangan lupa kita juga mengevaluasi tahun yang sudah berlalu sebagai bahan perenungan dan juga menjadi tempat dimana kita bisa mengucap syukur atas semua yang sudah terjadi.
Pada post kali ini, saya akan sedikit menceritakan beberapa pencerahan yang saya dapatkan ketika saya mengevaluasi tahun 2014 dan mempersiapkan diri di tahun 2015. Hal ini banyak melibatkan ayat alkitab sehingga mohon maaf untuk pembaca yang tidak berkenan, namun sifat dari post kali ini hanya untuk sekedar berbagi siapa tahu ada dari pembaca yang menjadi lebih semangat setelah membaca post ini.
Akhir tahun 2014 ini, saya hanya berada di rumah yakni di Pekalongan, tanpa bepergian atau piknik. Sejak tanggal 24 Desember saya sudah di rumah untuk merayakan natal bersama keluarga keesokan harinya. Selama kurang lebih 2 minggu saya di Pekalongan, sebelum akhirnya saya kembali lagi ke Jakarta pada tanggal 4 Januari yang lalu. Momen natal memang menjadi momen keluarga yang tidak pernah terlewatkan di keluarga saya. Kami selalu datang ke gereja di ibadah natal sore.
Selepas dari momen natal tersebut, keesokan harinya aktivitas berjalan seperti biasa. Orang tua kembali bekerja seperti biasa. Saya banyak menghabiskan waktu untuk mengerjakan tugas kuliah saya, menemani adik saya, dan bolak balik ke tempat orang tua saya bekerja. Euforia natal beserta lagu-lagu yang melantun setiap tahun sudah berlalu, saatnya mempersiapkan diri untuk menyambut tahun yang baru.
Unfortunately, saya terjatuh dari kendaraan pada saat saya hendak ke pasar. Ini terjadi keesokan harinya setelah perayaan hari natal. Tidak ada luka yang terlalu parah, hanya lecet di beberapa tangan dan kaki. Namun demikian, karena sempat “getting shocked” akibat terjatuh, saya sempat hampir pingsan sesaat setelah kejadian. Semuanya kembali seperti biasa setelah orang tua saya memberikan minuman hangat dan “menyiramkan” berbagai jenis minyak angin untuk menghangatkan badan saya yang pada saat itu pucat pasi serta berkeringat dingin.
Sepulang dari situ dan beberapa hari kemudian saya mulai banyak merenung di tempat tidur saya, apa yang sudah terjadi di tahun 2014, saya mencatat di gadget saya apa saja yang Tuhan ijinkan untuk terjadi sebagai pencapaian dan juga sebagai “lesson learned” untuk pribadi saya. Di saat-saat merenung itulah, saya bergumam, siapa aku ini Tuhan, sampai-sampai Tuhan mengijinkan kejadian demi kejadian yang luar biasa terjadi di tahun 2014. Saya hanya bisa terdiam dan mengucapkan syukur saya kepada Tuhan. Saya yakin dan percaya semua hal bisa terjadi karena Tuhan mengijinkannya untuk terjadi.
Beberapa hal yang menjadi pencerahan bagi saya untuk tahun 2015 adalah sebagai berikut:
- Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya mencari ayat emas untuk bisa dijadikan pegangan di tahun 2015 nanti. Pada saat saya membolak balik isi alkitab, scrolling website renungan di gadget saya, saya terhenti di ayat Firman Tuhan yaitu di Yesaya 55:8-9. Sejenak saya memikirkan tentang betapa niat dan detilnya saya merancang segala sesuatunya di awal tahun 2014 yang lalu, namun selalu ada saja cara Tuhan yang berbeda dan membuat saya takjub. Saya mengambil ayat ini sebagai ayat emas saya di tahun 2015. Saya yakin bahwa ayat ini bisa menjadi pegangan saya selama saya melangkah di tahun 2015.
Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. (Yesaya 55:8-9)
- Saya melayangkan pikiran saya pada pertemuan saya dengan penatua di gereja, satu hari sebelum saya pulang ke Pekalongan. Saya kembali mengingat apa saja yang dia sampaikan. Dari semua hal yang kita bicarakan pada saat itu, saya teringat pada ayat di Pengkhotbah 9:10a meskipun waktu itu kita tidak membicarakan ayat tersebut. Ayat ini menurut saya berlaku secara general untuk semua orang, kaitannya dengan tanggung jawab, baik itu sekolah, kuliah ataupun pekerjaan.
Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga. (Pengkhotbah 9:10a)
- Kebetulan (eh bukan kebetulan, karena sebenarnya tidak ada satu halpun yang kebetulan), pada tanggal 3 Januari saya diberikan kesempatan untuk share di acara Youth di gereja, sehingga saya juga mempersiapkan bahan yang akan saya share. Saya teringat akan satu hal yang sudah lama sekali pernah menjadi topik pembicaraan saya dengan teman saya yaitu Tuhan itu mengerjakan segala sesuatu lebih dari yang kita doakan atau kita pikirkan. Nah masalahnya, kalau kita nggak berdoa atau berpikir, Tuhan mau mengerjakan lebih dari apa? wong nggak ada yang didoakan dan dipikirkan. Sehingga pesannya adalah agar saya jangan lupa untuk berdoa serta memikirkan target atau resolusi di tahun yang baru . Ayat ini seperti mengklarifikasi ulang dari poin pertama yang saya tuliskan di atas mengenai rancangan Tuhan di atas rancangan manusia.
Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita. (Efesus 3:20)
- Yang terakhir adalah baru saja kejadian kemarin. Sebelum saya pulang dari kantor, saya melihat catatan meja saya berupa kalender yang ada di meja kantor saya yang dibuat oleh Joel Osteen. Yang terbuka disitu adalah masih tanggal 7 (satu hari sebelumnya), sehingga saya membuka lembaran selanjutnya, yaitu tanggal 8. Hati saya bergetar pada saat saya membaca yang tertulis disitu. Karena yang tercantum disitu seperti mengulang poin pertama dan ketiga yang saya tulis di atas tapi dengan kalimat yang berbeda.
Saya merangkum kesemuanya itu dalam beberapa hal yang perlu untuk menjadi catatan khusus dalam perjalanan saya di tahun 2015:
- Set resolusi dengan baik, tapi jangan lupa untuk mendoakan serta memikirkannya secara terus menerus
- Jangan kuatir, semua akan dikabulkan lebih banyak dari yang sudah didoakan serta dipikirkan
- Tidak ada yang mustahil, semuanya bisa diperjuangkan
- Kerjakan semua hal dengan sekuat tenaga, jangan dengan setengah tenaga
Semoga tulisan kecil ini bisa bermanfaat buat teman-teman yang membaca. Mari dengan adanya momen pergantian tahun, kita jalani dengan lebih antusias! Selamat beraktivitas dan teruslah berjuang sekuat tenaga.
Tuhan beserta dengan teman-teman sekalian